Minggu, 25 Januari 2015

STUDYING MEANING



 Semantics is the study of the “toolkit” for meaning: knowledge encoded in the vocabulary of the language and in its patterns for building more elaborate meanings, up to the level of sentence meanings.
Pragmatics is concerned with the use of these tools in meaningful communication. Pragmatics is about the interaction of semantic knowledge with our knowledge of the world, taking into account contexts of use. Example: Hold out your arm. That’s it. (11) is going to be used in an initial illustration of the difference between semantics and pragmatics, and to introduce some more terms needed for describing and discussing meanings.

1.1  Pragmatics distinguished from semantics

1.1.1 Utterances and sentences
In our immediate experience as language users, the things that have meaning are utterances, and (1.2) presents three examples.
(1.2) a. “Not so loud.” (Something I said to a student who was speaking rather loudly, in Room 420, in the afternoon on 6 May 2005.)
          b. “In H101.” (I recall hearing a student say this, about seven years ago.)
          c. “People who buy these tickets often don’t have loads of money.” (According to a BBC website report,2 the policy manager of the Rail Passengers Council said this towards the end of 2004.)
Utterances are the raw data of linguistics. Each utterance is unique, having been produced by a particular sender in a specific situation.
The abstract linguistic object on which an utterance is based is a sentence. My recollection is that the utterance “In H101” mentioned in (1.2b) was based on the sentence The class will be in Room H101, because it was said in response to me asking “Where’s the class going to be?” We talk of repetition when two or more utterances are based on the same sentence.

Minggu, 18 Januari 2015

PEMBELAJARAN BAHASA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Posisi ilmu tentang bahasa (linguistik) sangat erat kaitannya dengan kegiatan pengajaran bahasa. Hal ini ditegaskan oleh Soenardji (1989: 95) yang menyatakan “Kedudukan linguistik dalam lingkup kegiatan pendidikan (dan dengan sendirinya tercakup pula kegiatan pengajaran) sudah bersifat aksiomatik”. Aksiomatik berarti pernyataan yang dapat diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian (Depdikbud, 1990: 16). Corder (1974) dalam Pateda (1991: 24) menyatakan “Pengajaran linguistik adalah pemanfaatan pengetahuan tentang alamiah bahasa yang dihasilkan oleh peneliti bahasa yang digunakan untuk meningkatkan keberhasilgunaan tugas-tugas praktis yang menggunakan bahasa sebagai komponen inti”. Dalam batasan tersebut terlihat adanya keterkaitan antara pengajaran linguistik dengan pengetahuan linguistik. Pengetahuan linguistik digunakan untuk kepentingan praktis, tetapi bidang yang tetap berkaitan dengan bahasa.

Minggu, 04 Januari 2015

Libas



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Tulisaan ini bagi semua wanita dan lelaki yang mengaku beragama Islam tanpa terkecuali dan referensi bagi para ayah untuk anaknya, para suami untuk istrinya,para lelaki yang mempunyai adik atau kakak perempuannya.
Akhir-akhir ini banyak sekali kita jumpai Kaum muslimah, baik remaja maupun dewasa mengenakan pakaian muslimah dengan berbagai warna,corak,dan model. Jika kita cermati, tidak semua kaum Muslim memiliki pandangan yang jelas tentang pakaian Muslimah. Faktanya, banyak wanita yang mengenakan kerudung hanya menutupi rambut saja, sedangkan leher dan sebagian lengan masih tampak. Ada juga yang berkerudung tetapi tetap memakai busana yang ketat,misalnya, sehingga lekuk tubuhnya tampak.
Yang lebih menyedihkan adalah ada sebagian kalangan yang masih ragu terhadap pensyariatan Islam tentang pakaian Muslimah ini. Di samping itu, masih banyak juga yang memahami secara rancu kerudung dan jilbab. Tidak sedikit yang menganggap bahwa jilbab adalah kerudung dan sebaliknya. Padahal,jilbab dan kerudung adalah dua perkara yang berbeda.
Pakaian atau al-libas kita perlukan sebagai penutup aurat,untuk menutupi batas-batas aurat yg telah ditetapkan oleh Allah seperti yang telah dijelaskan pada ayat dan hadist-hadist Nabi. Hal ini kita perlukan karena menutup aurat merupakan kewajiban bagi umat muslim.

Study Bahasa yang Logis




1.1          Gottlob Frege—Origins [menyangkut] Perusahaan Yang modern
1.11     Dasar filosofis  Ilmu semantik
Walaupun ahli filsafat sudah berspekulasi sekitar bahasa, hingga akhir abad ke sembilan belas bahwa filosofi bahasa muncul sebagai diri yang sadar  dan area studi sistematis. Empat terbitan oleh Gottlob Frege menandai kemunculan ini. Dua diantaranya Begrifsschrit (Concept-Script) (1879) dan Grundgesetze der Arithmetik ( Hukum dasar  Perhitungan) (1893/1903)—terpusat pada logika dan dasar matematika. tujuannya adalah (i) untuk memperkenalkan susunan bahasa dan bukti yg cukup dari prosedur  matematika, dan (ii) untuk memperoleh perhitungan dari aksioma tentang, dan definisi yang cocok di system ini—dan dengan demikian untuk menyediakan dasar yang logis untuk semua matematika
Dua keunggulan berikutnya , “Fungsi dan Konsep” ( 1891) dan “ Pengertian dan referensi” (1892a), kontribusi yang dibuat untuk kedua-duanya. Yang terdahulu, Frege menggunakan kunci gagasan suatu fungsi untuk mengembangkan ilmu semantik bahasa logis.